Ampuni dan Berkati

Membangun hubungan yang sukses membutuhkan pandangan akan kekuatan orang lain alih-alih kelemahan mereka. Benjamin Franklin berkata, 'Buka matamu lebar-lebar sebelum menikah, setengah tertutup setelahnya. 'Adalah kesalahan untuk secepatnya menjalin hubungan seumur hidup tanpa meluangkan waktu untuk mengenal orang lain. Tanpa mendalami sebelumnya, Anda pasti memiliki masalah selanjutnya. Tetapi prinsip hubungan yang penting terletak pada belajar untuk memaafkan dan memberkati.

Politisi Amerika Edward Wallace Hoch berkata, 'Ada begitu banyak kebaikan dalam diri kita pada sisi paling buruk, dan begitu banyak keburukan dalam diri kita pada sisi terbaik, sehingga hampir tidak ada di antara kita yang perlu membicarakan semua tentang kita.' Berkat akan sulit ketika ada pelanggaran besar. Pelanggaran kecil dapat dimaafkan dengan cepat; tetapi yang besar melibatkan proses penyembuhan. Sebelum Anda memutuskan untuk memaafkan dan memberkati, prosesnya bahkan tidak bisa dimulai.

Paulus menulis: ‘Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah …dan ampunilah seorang akan yang lain …sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.’’ (Kolose 3:12–14) Ketika situasi tidak dapat Anda ubah, berdoalah memohon rahmat dan belajar untuk hidup bersamanya. <i>Mengapa<i> kita perlu memaafkan dan memberkati? Karena Tuhan berkata demikian! Anda tidak dirancang untuk menanggung tekanan fisik dan mental yang datang dengan menyimpan kebencian.

Ditambahkan, ‘Sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.’(Galatia 6:1) Berhati-hatilah untuk tidak melakukan hal yang membuat orang lain frustrasi.